"Governments never learn. Only people learn."
Milton Friedman

Minggu, 17 Mei 2009

Politic and Incentives

People respond to incentives, merupakan quotes yang akan selalu dipegang teguh oleh makhluk ekonomi. Ya, kita akan bergerak atau melakukan sesuatu hal kalau kita bisa memperoleh sesuatu atau mendapatkan insentif. Ketika kita tidak memperoleh insentif manusia normal tidak akan tergerak hatinya untuk bergerak, gak mau repot, karena gak ada untungnya.

Hal senada juga terjadi di politik. Ternyata incentive dalam politik baik itu berupa uang atau pun yang sering diperbutkan setiap politikus (jabatan) menjadi alasan mereka untuk baku hantam dengan saudara-saudara mereka sendiri. Rasionalitas dikesampingkan dan nafsu kekuasaan dikedepankan. Sebuah anomali karena hal yang seharusnya mereka pikirkan adalah apa yang bisa mereka lakukan untuk negara bukan memikirkan jabatan apa yang mereka dapatkan.

Tetapi yang menarik adalah, ketika mereka merasa tidak mendapatkan insentif dari suatu kondisi politik, orang2 tersebut justru membentuk insentif itu sendiri. Membentuk disini berarti mencoba berbagai cara agar insentif tersebut bisa dimunculkan. Contoh, ketika Prabowo tetap bersikukuh ingin mendapatkan jabatan presiden (dalam hal ini insentif dia dalam berpolitik) dan ternyata kesempatan itu hampir hilang (pada kenyataannya hilang) sempat terpikirkan cara hebat oleh seorang prabowo. Mengganti seluruh biaya kampanye PDI-P demi kursi capres. Ingat baru capres.

Sehingga kita juga bisa membuat teori baru, khusus untuk politik insentif dalam bentuk jabatan bisa dibentuk atau dibuat secara sendirinya. Apalagi kalau bukan dengan uang. Uang mempunyai kekuatan tersendiri dalam politik dan bisa dibilang uang adalah segalanya dalam politik.

Selamat berjuang bagi para poliTIKUS, semoga kalian semua bisa memperoleh jabatan yang kalian inginkan.......

Tidak ada komentar: